Tata Cara Mandi Keramas Idul Fitri dengan Niat dan Doanya

Bandung -

Mandi Idul Fitri menjadi salah satu amalan yang dianjurkan kepada Muslim. Tujuannya adalah membersihkan diri dari hadas besar. Berikut tata cara mandi keramas Idul Fitri.

Mandi keramas yang dimaksud adalah mandi wajib atau besar. Dikutip dari NU Online, Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 437) menjelaskan bahwa:

والاغتسال في صبيحة يومه

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, "Mandi pagi di hari itu (Hari Id)."

Mandi wajib menjadi suatu keharusan bagi seorang Muslim sebelum melakukan sholat usai melakukan janabah. Mengutip dari buku Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut 4 Mazhab karya Ahmad Sarwat, Lc., MA. Istilah janabah dalam fiqih biasanya dipakai untuk menunjukkan kondisi seseorang yang telah melakukan hubungan suami istri.

Sedangkan terkait sebab-sebab seorang Muslim harus melakukan mandi wajib yaitu ketika ia mengeluarkan air mani, melakukan hubungan seksual, meninggal, mengalami haid, nifas dan melahirkan.

Dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat Wajib dan Sunah Berikut Juz 'Amma Untuk Pemula karya Zaky Zamani, berikut niat keramas puasa Ramadan

Niat dilafalkan bersamaan dengan membasuhkan air pertama ke tubuh. Niat mandi wajib atau keramas puasa Ramadan ialah:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الاَ كَبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari fardlal lillaahi ta'aalaa

Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Mandi Keramas Idul Fitri

Mandi keramas memiliki arti menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan hadats besar. Jika tidak melakukan mandi keramas, tubuh dianggap masih najis dan belum bisa melakukan kewajiban ibadah bagi seorang Muslim.

Berikut tata cara mandi keramas:

1. Membaca Niat

Membaca niat mandi keramas terlebih dahulu. Niat ini hukumnya wajib karena membedakan mandi biasa dengan mandi keramas, bisa dibaca di dalam hati ataupun dilafalkan.

2. Mencuci Kedua Tangan

Cuci tangan sampai 3 kali, hal ini bertujuan agar tangan bersih dari najis.

3. Membersihkan Bagian Tubuh yang Dianggap Kotor

Bagian tubuh yang dianggap kotor adalah bagian di sekitar kemaluan.

4. Mencuci Kembali Tangan

Setelah membersihkan bagian yang kotor. Hal ini dapat dilakukan dengan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun.

5. Berwudu

Lakukan tata cara wudu seperti biasa dilakukan sebelum melakukan sholat.

6. Membasahi Kepala

Basahi atau siram kepala dengan air sebanyak 3 kali hingga ke pangkal rambut.

7. Memisah-misah Rambut

Memisah-misah rambut dengan cara menyela-nyela rambut menggunakan jari-jari tangan. Memisah-misah rambut wajib untuk dilakukan laki-laki dan sunah (mandub) bagi wanita. Hal ini dikarenakan terdapat dalam riwayat Ummu Salamah yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran."

8. Membasahi Seluruh Tubuh

Mengguyur air ke seluruh badan dimulai dari sisi kanan dan dilanjutkan dengan sisi kiri.

Doa Setelah Mandi Keramas

Doa setelah mandi keramas termasuk ke dalam salah satu yang sunnah. Mengutip dari buku Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab karya Isnan Ansory, berikut merupakan doa setelah mandi wajib:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Arab latin: Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri,"

Waktu Pelaksanaan Mandi Idul Fitri

Waktu pelaksanaan mandi bisa sebelum atau setelah shalat subuh di pagi hari. Atau jauh sebelumnya, yakni mulai tengah malam sebagaimana penjelasan Syekh al-Baijuri dalam kitabnya Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al- Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi 'ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja' (Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiyyah, 1999) Cetakan 2, Juz I, hal. 153:

ويدخل وقت هذا الغسل بنصف الليل

Artinya: "Waktu masuknya mandi sunnah (Idul Fitri/Idul Adha) adalah pada tengah malam."

(iqk/iqk)